Tak terasa, bulan Ramadhan segera meninggalkan kita, tak ada lagi tarawih dan witir berjamaah, tak ada lagi teriakan sahur serta suguhan takjil pun bersiap-siap pergi. Semua prosesi dalam rangka meraup pahala dari sang kuasa Allah.swt itu terasa begitu cepat berakhir. Kita tentunya berharap, dipanjangkan umur untuk kembali menikmati Ramadhan tahun mendatang.
Ramadhan pergi, Syawal pun datang, kedatangan syawal disambut prosesi hari raya Idul Fitri. Sebuah perayaan, dimana seluruh umat Islam meluapkan kegembiraan. Bersuka ria setelah sukses menjalani ibadah Ramadhan. Keceriaanpun diekspresikan dengan pakaian baru, suguhan kue dan berjenis-jenis makanan. Meski kita tahu, secara Substansial, hakikat Idul Fitri bukanlah diperayaan kultural tersebut.
Rasulallah dalam hadistnya mengatakan "Barang siapa yang melaksanakan ibdah puasa selama satu bulan dengan penuh keimanan kepada Allah.Swt, maka apabila ia memasuki Idul Fitri ia akan kembali ke Fitrahnya laksana seorang bayi dalam rahim ibunya" (HR Bukhari).
Ketika kita mampu mengembalikan diri ketapak kesucian, maka utuhlah kita menjadi manusia, manusia santun, berilmu dan tentunya menjadi rahmat bagi sekalian alam.
Beragam bentuk ibadah selama bulan Ramadhan dapat menjadi cermin bagi kita untuk beramal di bulan-bulan selain Ramadhan. Kesalehan yang diekspresikan di "Bulan Ramadhan" hendaknya juga berlaku sepanjang musim.
Sebaliknya bagi kita yang kurang mampu memanfaatkan momentum Ramadhan, sebagai konsekwuensinya bersiap-siaplah merugi, tetap menjadi manusia usang dengan segala kekurangannya.
Bulan Ramadhan telah memberikan kita pilihan, memilih untuk menjadikannya sebagai seremonial ataukah kita ingin sungguh-sungguh menjadikannya sebagai kaldera waktu untuk meraih kekuatan demi spirit baru untuk meraih hari esok yang cerah.
Taqabbalallah minna wa minkum, Selamat Idul Fitri, Mohon Maaf lahir dab Bathin, Selamat datang kembali di hari-hari penuh tantangan sekaligus perjuangan...
Ramadhan pergi, Syawal pun datang, kedatangan syawal disambut prosesi hari raya Idul Fitri. Sebuah perayaan, dimana seluruh umat Islam meluapkan kegembiraan. Bersuka ria setelah sukses menjalani ibadah Ramadhan. Keceriaanpun diekspresikan dengan pakaian baru, suguhan kue dan berjenis-jenis makanan. Meski kita tahu, secara Substansial, hakikat Idul Fitri bukanlah diperayaan kultural tersebut.
Rasulallah dalam hadistnya mengatakan "Barang siapa yang melaksanakan ibdah puasa selama satu bulan dengan penuh keimanan kepada Allah.Swt, maka apabila ia memasuki Idul Fitri ia akan kembali ke Fitrahnya laksana seorang bayi dalam rahim ibunya" (HR Bukhari).
Ketika kita mampu mengembalikan diri ketapak kesucian, maka utuhlah kita menjadi manusia, manusia santun, berilmu dan tentunya menjadi rahmat bagi sekalian alam.
Beragam bentuk ibadah selama bulan Ramadhan dapat menjadi cermin bagi kita untuk beramal di bulan-bulan selain Ramadhan. Kesalehan yang diekspresikan di "Bulan Ramadhan" hendaknya juga berlaku sepanjang musim.
Sebaliknya bagi kita yang kurang mampu memanfaatkan momentum Ramadhan, sebagai konsekwuensinya bersiap-siaplah merugi, tetap menjadi manusia usang dengan segala kekurangannya.
Bulan Ramadhan telah memberikan kita pilihan, memilih untuk menjadikannya sebagai seremonial ataukah kita ingin sungguh-sungguh menjadikannya sebagai kaldera waktu untuk meraih kekuatan demi spirit baru untuk meraih hari esok yang cerah.
Taqabbalallah minna wa minkum, Selamat Idul Fitri, Mohon Maaf lahir dab Bathin, Selamat datang kembali di hari-hari penuh tantangan sekaligus perjuangan...